UJI FITOKIMIA DAUN SIRSAK JURUSAN KIMIA UNIPA

UJI FITOKIMIA SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN TANAMAN SIRSAK
 (Annona muricata L.) asal amban manokwari
Armando pagawak
Jurusan kimia, Fakultas MIPA, Universitas Papua, Manokwari  2018
Laporan Praktikum Kimia Bahan Alam Penulisan artikel
ABSTRAK: Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana cara pegujian fitokimia pada tumbuhan  dan mengetahui, kandungan senyawa metabolit sekunder pada daun tanaman sirsak . Hasil pengujian fitokimia secara kualitatif   menujukkan bawah, daun tanaman sirsak mengadung senyawa bioaktif diantaranya; Alkaloid, Flavanoid, terpenoid/steroid dan saponin.

  1. PENDAHLUAN

        Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan. Salah satu tanaman obat yang ada di Indonesia adalah Sirsak (Annona muricata L.).
      
Sirsak merupakan tumbuhan dengan berbagai macam manfaat bagi kesehatan baik daging buah, daun maupun bijinya memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk pengobatan, antara lain sebagai antibakteri, antivirus, antioksidan, antijamur, antiparasit, antihipertensi, antistres, dan menyehatkan sistem saraf. Daging buahnya mengandung serat dan vitamin, kandungan zat gizi terbanyak dalam buah sirsak adalah karbohidrat.
     Daunnya mengandung senyawa tanin, fitosterol, kalsium oksalat, alkaloid murisin, monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan B,gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin dan goniotalamisin. Penggunaanya di masyarakat yaitu dengan  merebus daunnya kemudian hasil rebusan diminum (Suranto, 2011).
    Alkaloid merupakan suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada umumnya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat terhadap manusia. Kegunaan senyawa alkaloid dalam bidang farmakologi adalah untuk memacu sistem syaraf, menaikkan tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobial (Pasaribu, 2009).
Klasifikasi dari tumbuhan sirsak adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae
Divisi                  : Spermatophyta
Sub divisi           : Angiospermae
Kelas                  : Dicotyledonae
Ordo                  : Polycarpiceae
Famili                 : Annonaceae
Genus                : Annona
Spesies              : Annona muricata L. (Sunarjono, 2005)

Gambar .1. Daun tanaman sirsak
  1. Kandungan Kimia Dalam Daun Sirsak (Annona muricata L.)

       Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan beberapa kandungan lainnya termasuk senyawa  annonaceous acetogenins. Annonaceous acetogenins  merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik
merupakan senyawa yang dapat
bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker (Mardiana, 2011). Menurut Robinson (1995), kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/
terpenoid, flavonoid,kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid
berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakitkanker, anti mikroba, anti virus, pengaturfotosintetis, dan
pengatur tumbuh (Robinson, 1995).

       2. Manfaat Daun Sirsak (Annona muricata L.)

           Daun sirsak dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk pengobatan kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain untuk pengobatan kanker, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam, diare, antikejang, anti jamur, anti parasit, antimikroba, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu, dan lain-lain (Mardiana, 2011).
         Menurut Adewole dan Martin (2006) dalam Restuati (2013),  menemukan bahwa daun sirsak memiliki efek yang bermanfaat dalam meningkatkan aktivitas enzim \antiok-
sidan dan hormon insulin pada jaringan pankreas serta melindungi dan menjaga
sel-sel β-pankreas. Menurut Holdsworth (1990) dalam Restuati (2013) juga menyebutkan bahwa daun sirsak juga berpotensi sebagai anti- hipertensi, anti \spasmodik, obat pereda nyeri, hipoglikemik, antikanker, emetic (menyebabkan muntah), vermifuge (pembasmi cacing).
         Pada daun sirsak ditemukan senyawa acetogenin yang bermanfaat mengobati berbagai penyakit. Acetogenin memiliki sitotoksisitas terhadap sel kanker. Acetogenin berperan serta dalam melindungi sistem kekebalan tubuh serta mencegah infeksi yang mematikan (Erlinger, 2004). Hasil riset menyatakan, sirsak mengandung acetogenin yang mampu melawan 12 jenis sel kanker. Banyaknya manfaat sirsak membuat orang mulai beralih mengonsumsi suplemen herbal daun sirsak sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan konvensional (Adjie, 2011). Pada daun sirsak, telah ditemukan 18 jenis annonaceous acetogenin dan telah terbukti secara in vitro bersifat sitotoksik (Zeng et al, 1996).
        Menurut Putu (2012), para peneliti di Taiwan tahun 2003 juga melaporkan bahwa kandungan asetogenin daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki sifat toksik yang tinggi terhadap sel kanker ovarium, serviks, dan sel kanker kulit pada dosis rendah. Acetogenins sering disebut sebagai inhibitor I atau penghambat pertumbuhan sel kanker paling kuat (Zuhud, 2011). Chang (1998) dalam Restuati (2013) menyatakan bahwa pada tumbuhan Annonaceae terdapat senyawa metabolit sekunder berupa acetogenin yang dapat mengobati penyakit kanker yaitu pada Hep 2,2,15 (human hepatoma cell transfected HBV), Hep. G2 (human hepatoma cell), KB (human nasophryngeal carcinoma) and CCM2 (human colon tumor).
       Pada percobaan ini melakukan pengujian  fitokimia pada daun sirsak bertujuan untuk mengetahui secara kualitatif  kandungan senyawa
metabolit sekunder  alkaloid, Flavonoid, steroid/ triterpenoid, saponin dan  tanin. Yang terdapat dalam sampel uji fitokimia dilakkan secara kualitatif.
II. METODE PERCOBAAN

       Percobaan ini dilakukan di jurusan kimia universitas papua dengan metode uji fitokimia jenis kualitatif .
Alat yang digunakan pada  percobaan ini yaitu: Rak tabung, tabung reaksi 7 buah, pipet tetes lima buah, beaker gelas, gunting, labu ukur, corong pisa, kertas saring hotplate  dan gelas kimia .
Bahan  sampel daun sirsak dan reangen yang digunakan adalah: HCl pekat, H2SO4 2 N, kloroform, amonia, etanol, asam nitrat,  bubuk magnesium, dan Air. Reaagen Meyer, drogendroft, ptalik anhidrit,

  1. Peparasi sampel
        Tahapan pengujian dilakukan  yaitu pertama pengeringan daun  dengan cara membiarkan dalam laboratorium diletakan pada majala kurang lebih 3 hari bertujuan untuk  menguranggi kandungan air .Kemudian dipotong-potong kecil dan ditimbang 1gram dimasukan dalam tabung reaksi.

  1. Uji alkaloid
      Sebanyak 1 gram sampel yang telah dihaluskan masukan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahakan 3 ml klroform dan 3ml NH3 kemudian dipanaskan selama 10 menit ambil dan    kocok didinginkan lalu disaring . Filtratnya tambahkan 5 tetes H2SO4 2N dan pereaksi meyer /dragendroff

b. Uji Flavanoid
     Masukan 1 gram sampel yang telah dihaluskan masukan kedalam tabung reaksi tambahkan 3 ml etanol kocok dan panaskan  pada 10 menit kemudian kocok didinginkan beberapa menit saring friltratnya ditambahakan serbuk Mg dan 3 tetes HCl pekat

c. Uji Steroid/ Triterpenoid
      Masukan 1gram sampel yang telah dihaluskan  masukan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2ml kloroform, kocok  kemudian disaring . Filtratnya ditambahkan 2 tetes ptalik anhidrit tambahkan 2 tetes H2SO4 pekat.
d. Uji Saponin
     Masukan 1 gram sampel kedalam tabng kemudian tambahkan air dan dipanaskan selama 15 menit kemdian kocok dan didinginkan saring dan filtrat
Uji Tanin
      Masukan 1 gram sampel kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan air dan di panaskanselama 15 menit kemuadian kocok didinginkan bebrapa
menit disaring . Filtrat yang diperoleh tambahkan FeCl3.












III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji fitokimia senyawa  metabolit sekunder dari daun sirsak yaitu
   
Gambar 1. Hasil uji alkaloid  dan Gambar 2. Hasil  uji tanin dan saponin
            Flavanoid

                                                                                              
            1Blanko , 2 hasil
  Gambar 3.uji steroid /triterpenoid




III. PEMBAHASAN
      
        Pada percobaan ini melakukan uji fitokimia secara kalitatif  dari daun tanaman siarsak, dan hasil pengujian telah diperoleh diatas  dapat diketahui bawah, daun sirsak mengandung beberapa senyawa bioaktif/metabolit sekunder yaitu, Alkaloid, terpenoid, steroid/triterpenoid dan saponin,saponin dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 1.Hasil Uji Fitokimia pada daun tanaman sirsak.
senyawa
sampel
Pengamatan
alkaloid
+++
endapan putih dan  busa warnabening
flavanoid
++
Warna cokelat dan kemerahan
Steroid/triterpenoid
+
Warna cokelat ke hijauan
Ta   tanin
-
Tidak ada busa/perubahan warna  cokelat
Saponin
+
Terdapat busa permanen




Keterangan :
·         +++ /positif indikasi kandungan senyawa bioaktif sangat jelas
·         ++/ positif indikasi kandungan senyawa bioaktif jelas
·         +/positif indikasih kandungan senyawa bioaktif  kurang jelas
·         -/negatif indikasi tidak mengandung senyawa bioaktif
          Senyawa alkaloid, flavanoid   pada daun tanaman sirsak menjukkan reaksi kimia yang sangat kuat dan jelas. Dan daun tanaman sirsak juga mengandung senyawa terpenoid, saponin dan tanin namun dari proses percobaan yang telah dilakukan hasil analisis kalitatif agak kurang menonjol terjadi perubahan warna dan busa .
       Fitokimia adalah senyawa aktif kimia pada tanaman atau merupakan unsur pokok dalam tanaman. Fitokimia terdiri dari senyawa metabolit primer dan sekunder. Unsur pokok pada tanaman adalah senyawa alkaloid, tannin, saponin, flavonoid dan fenolik . Unsur pokok metabolit primer adalah komponen kimia pada fungsi normal, seperti protein, karbohidrat dan lemak pada tanaman, sedangkan metabolit sekunder adalah turunan dari metabolit primer.
        Metabolit sekunder antara lain fenol, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid, tannin, plobatamin, kumarin, alkaloid dan merupakan bioaktif pada tanaman . Pada tanaman sirsak kandungan metabolit sekunder yang tinggi adalah total saponin, total fenol, dan total flavonoid. Kandungan senyawa ini mempunyai aktifitas sebagai antioksidan dan antimikroba/antibiotik, sehingga sirsak sangat baik dipakai sebagai bahan baku untuk obat tradisional. Steroid dari saponin dapat digunakan sebagai preparat hormon seksual, kortiko steroid, dan derivat dari steroid.
    Menurut Jeong dan Ji Wong (2005), saponin pada akar tanaman dapat digunakan sebagai obat generik yang dapat mengobati penyakit diabetes. Fenol termasuk flavonoid mempunyai fungsi sebagai antioksidan yang berfungsi sebagai pereduksi radikal bebas, selain itu juga mempunyai peranan penting dalam menghambat mikroba atau sebagai antibiotik .
          Secara umum jumlah kandungan fenol (termasuk flavonoid)  yang dominan, akan menunjukkan adanya aktifitas dari senyawa fitokimia yang berfungsi menghancurkan mikroba terutama pada kelompok bakteri gram positif Menurut Ramos (2007) dengan diet menggunakan senyawa aktif fenol dan flavonoid dapat mengobati kanker. Adapun efek antiproliferatif dari kandungan total fenol dan flavonoid tanaman sirsak adalah melindungi tubuh terhadap berbagai penyakit seperti infeksi oleh kuman, kanker, penyakit jantung koroner, diabetes, penyakit infeksi ginjal, dan stroke . Kandungan saponin, fenolik dan flavonoid dalam tanaman ini memiliki aktifitas antibiotik sebagaimana golongan tetrasiklin dan penisilin .

IV. KESIMPULAN

         Pada percobaan uji fitokimia senyawa metabolit sekunder dari daun tanaman sirsak ini dapat disimpulkan bahwa:1). Fitokimia adalah senyawa aktif kimia pada tanaman atau merupakan unsur pokok dalam tanaman. Fitokimia terdiri dari senyawa metabolit primer dan sekunder. Unsur pokok pada tanaman adalah senyawa alkaloid, tannin, saponin, flavonoid dan fenolik .2) Hasil uji fitokimia daun tanaman sirsak merupakan terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu; Alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid,dan saponin .3) Senyawa metabolit sekunder  kandungan bioaktif yang dimanfaatkan kebutuhan dalam medis untuk pengobatan berbagai penyakit, asam aurat, kanker,dibetes,anti virus dll.
Saran : sebaiknya para praktikan jika melakukan percobaan, harus dikerjakan sesuai metode yang secara efectif untuk pengujian fitokimia, agar dapat hasil yang lebih baik, dan hars terkontrol pada alat –alat yang yang digunakan dalam hal ini pipet tetes untuk pelarut yang berbeda sifat.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Murni Astuti   2005 Skrining Fitokimia Dan Uji Aktifitas Antibiotika Ekstrak  
                       EtanolmDaun, Batang, Bunga Dan Umbi Tanaman Binahong
                    (Anredera cordifolia  (Ten) Steenis)
Yeni Dianita Sari, 2010 Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan,            
                    Yogyakarta
Edeoga HO, Okwu DE. & Mbaebre BO. 2005. Phytochemical Constituent of
             Some Nigerian Medicinal Plants. Afr Journal of Biotechnology
Kusmardiyanti .s. 1995. Telaah senyawa fenolik daun sirsak (annona muricata L)
              Skripsi sekola sarjan institut teknologi  bandung.
             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tugas KIMIA polimer universitas papua

Generasi mahasiswa mamteng manokwari