tugas KIMIA polimer universitas papua
TUGAS KIMIA POLIMER
POLIMER NON-VINIL
OLEH
Nama : ARMANDO PAGAWAK
Nim : 201339016Prodi : KIMIA SAINS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM(FMIPA)
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Polimer merupakan
molekul raksasa (makromolekul) yang merupakan gabungan dari monomer - monomer.
polimer mempunyai massa molekul relatif yang sangat besar, yaitu sekitar
500-10.000 kali berat molekul unit ulangnya. istilah polimer berasal dari
bahasa yunani, polys - banyak dan meros -bagian, yang berarti banyak
bagian
atau banyak monomer.
Penggolongan polimer berdasarkan asalnya :
- polimer alam : yang berada dialam dan berasal dari mahkluk hidup
- polimer sintesis / buatan : polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat terlebih dahulu oleh manusia.
Merupakan moleku besar yang terbentuk dari molekul-molekul kecil
yang terangkai secara berulang. Molekul-molekul kecil penyusun polimer disebut
monomer. Reaksi pembentukan polimer disebut reaksi polimerisasi
Dua jenis polimerisasi:
Dua jenis polimerisasi:
·
Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk
melalui reaksi adisi dari berbagai monomer
Contoh polimer adisi:
Contoh polimer adisi:
Yang termasuk ke dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena (plastik), poliisoprena (karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC, dan poliprepilena (plastik).contoh reaksi
Polimerisasi kondensasi: polimer yang terbentuk
karena monomer-monomer saling berikatan dengan melepaskan molekul kecil.
Contohpolimer kondensasi: pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan, poliamida, (melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein. pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Contohpolimer kondensasi: pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan, poliamida, (melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein. pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Perbedaan antara polimerisasi adisi dan
kondensasi adalah bahwa pada polimerisasi kondensasi terjadi pelepasan molekul
kecil seperti H2O dan NH3, sedangkan
pada polimerisasi adisi tidak terjadi pelepasan molekul.
Pengelompokan
Berdasarkan asal polimer:
1.
Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet alam
(dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari
monomer-monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino), amilum,
asam nukleat.
2.
Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan. Contoh: nilon
(dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida), polietilena,
poliester (dari diasil klorida dengan alkanadiol)
Berdasarkan jenis monomer:
ü
Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis. Contoh: polisterina,
polipropilena, selulosa, PVC, teflon.
ü
Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis. Contoh: nilon
66, tetoron, dakron, protein (dari berbagai macam asam amino), DNA (dari
pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat), bakelit (dari fenol dan
formaldehida), melamin (dari urea dan formaldehida)
Berdasarkan penggunaan
polimer:
Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan benang. Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polisterina, dan polipropilena.
Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan benang. Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polisterina, dan polipropilena.
Berdasarkan sifatnya
terhadap panas:
·
Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat
kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
·
Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa
Tata nama polimer non vinil
Untuk tata nama polimer non vinil
seperti polimer kondensasi umumnya lebih rumit darpada polimer vinil. Polimer
polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan monomer mula-mula atau gugus
fungsional dari unit ulangan.
Contoh :
nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif disebut
poli(heksametilen adipamida) yang menunjukkan poliamidasi heksametilendiamin
(disebut juga 1,6-heksan diamin) dengan asam adipat.
Mengikuti
rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih satu jenis
monomer) dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang ditulis
miring antara nama nama monomer yang dimasukkan dalam kurung atau antara dua
atau lebih nama polimer.
A.POLIMERISASI
REAKSI RANTAI DAN PEMBUKAAN CINCIN
Polimer yang dibedakan dari proses
reaksinya,terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Reaksi
polimerisasi kondensasi yang melepas molekul keci
2. Reaksi
adisi
3. Rekasi
polimerisasi pembukaan cincin`
Reaksi polimerisasi itu dibagi menjadi
duamenurut mekanismeumumnya,yaitu reaksi bertahap dan reaksi berantai.
Reaksi bertahap adalah reaksi yang
membentukan rantai.Artinya jika ada dua monomer bereaksi membentuk dimer.Dimer
itu bereaksi dengan monomer lain membentuk trimer, begitu seterusnya.
Sedangkan reaksi berantai adalah reaksi
yang pembentukan rantai polimernya berjalan cepat.Sisitem reaksi berantai hanya
terdiri atas monomer yang belum bereaksi dengan polimer besar(inisiator).
Dari reaksi bertahapkita dapat
mengisolasi senyawa antara (intermediet).Sedangkan dari reaksi berantai, kita
tidak dapat mengisolasi intermediet-nya.Hal ini terjadi karena laju
reaksinya.Reaksi berantai pertumbuhan rantainya berlangsung hanya pada akhir
dari beberapa rantai yang ter-inisiasi.Maksudnya ,rantai polimer dapat
terbentuk jika didalamnya ada senyawa inisiator.Senyawa ini adalah senyawa yang
dapat memulai terjadinya pembentukan
rantai.
Hasil dari perbedaan ini, reaksi
bertahap dikarakterisasi debgan hilangnya monomer pada tahap awal
polimerisasi.Reaksi berantai konsentrasi monomer berkurang dan idealnya
membentuk campuran antara polimer berat dengan monomernya.Kemudian dari variasi
massa molekulnya.Reaksi bertahap pertambahan massa molekulnya secara terus
menerus selama reaksi.pada reaksi berantai polimer,besar terbentuk secara cepat
dari monomer yang telah di inisiasi.
Pembukaan cicin (ing opening
polymerization ,IOP) yang dilakukan
melalui tiga tahap yaitu polikondensasi asam laktat,depolimerisasi sehingga
membentuk dimer siklik dan dilanjutkan dengan polimerisasi .Pembukaan cicin
sehingga diperoleh PLA dengan berat molekul tinggi.Polimerisasi pembukaan cicin
menghasilkan PLA dengan berat molekul 2x10^4 hingga 2x10^5 metode ROP ini telah
dipatenkan oleh cargill(Amerika Serikat )pada tahun 1992.
C.POLIESTER
Poliester merupakan polimer yang disusun
oleh monomer ester. Atau polimer yang mengandung gugus fungsional ester dalam
rantai utamanya meski terdapat banyak sekali poli ester,istilah poliester’’
merupakan bahan yang lebih spesifik lebih sering menujuk pada polietilena
tereflatat(PET).Poliester termasuk zat kimia yang alami,seperti yang kutin dari
kulit tumbuhan maupun zat kimia sintesis seperti polikarbonat dan polibutirat.
Poliester
adalah jenis kain sintetis yang mulai sangat populer di Indonesia dan di
dunia.
Kain polester adalah kain sintetis,
yang memiliki arti serat buatan dan tidak tersedia secara bebas di alam,
seperti katun, viscose, sutera, dan kain lainnya yang seratnya diolah dari
alam.
Poliester adalah kain yang digunakan untuk menambah kualitas jenis kain tertentu, seperti resistensi terhadap kerutan. Jenis kain ini juga digunakan untuk memberi efek keras pada bahan kain lainnya dan memberi kekuatan. Keunggulan kain yang terbuat dari serat Polyester ini dikenal memiliki daya tahan lama, tidak mudah kusut, dan lebih cepat kering pada saat dijemur.
Selain itu kain Polyester lebih tahan terhadap berbagai jenis bakteri, tahan terhadap air atau water-resistant dan juga tidak mudah menyusut ataupun melar. Polyester sering dianggap memiliki kelemahan yakni tidak mampu menyerap keringat. Namun saat ini, sudah ada beberapa teknologi pakaian dari polyester yang dapat menyerap keringat seperti Dryfit yang berpori (kaos Nike) yang biasa digunakan untuk kaos Jersey Sepak Bola ataupun Sepeda.
Poliester adalah kain yang digunakan untuk menambah kualitas jenis kain tertentu, seperti resistensi terhadap kerutan. Jenis kain ini juga digunakan untuk memberi efek keras pada bahan kain lainnya dan memberi kekuatan. Keunggulan kain yang terbuat dari serat Polyester ini dikenal memiliki daya tahan lama, tidak mudah kusut, dan lebih cepat kering pada saat dijemur.
Selain itu kain Polyester lebih tahan terhadap berbagai jenis bakteri, tahan terhadap air atau water-resistant dan juga tidak mudah menyusut ataupun melar. Polyester sering dianggap memiliki kelemahan yakni tidak mampu menyerap keringat. Namun saat ini, sudah ada beberapa teknologi pakaian dari polyester yang dapat menyerap keringat seperti Dryfit yang berpori (kaos Nike) yang biasa digunakan untuk kaos Jersey Sepak Bola ataupun Sepeda.
Jenis-jenis
Poliester:
1.
PET
Etilena terephthalate atau PET, adalah
jenis serat yang paling populer dari polyester yang digunakan untuk bahan
pembuatan kain. Untuk membuat PET polyester, ethylene glycol dicampur dengan
asam tereftalat atau metil ester dengan katalis antimon. Dapat didaur ulang
adalah keuntungan utama dari jenis serat ini serta dapat menghemat waktu yang
cukup besar dalam proses produksi sebuah kain.
2. PCDT
PCDT polyester menggunakan kombinasi kimia
yang disebut-poli 1, 4-cyclohexylene-dimethylene tereftalat. Jenis kain PCDT
polyester tidak sepopuler PET, tapi tetap digunakan sebagai jenis polyester
karena menawarkan ketahanan dan elastisitas kain yang lebih besar. PCDT
polyester sangat ideal untuk tekstil yang lebih berat seperti pembuatan tirai
dan aksesoris furniture.
3. Benang
Benang juga temasuk serat polyester,
beberapa macam serat digunakan untuk membuat jenis polyester ini. Benang
filamen, benang pintal dan benang bertekstur yang diolah melalui proses khusus
sehingga tercipta kain polyester dengan kualitas terbaik. Kain polyester yang
terbuat dari benang ini dapat memiliki tampilan yang lebih mirip dengan kain
alami daripada jenis lain polyester lainnya, meskipun masih sintetis.
Penggunaan
Kain Poliester
Yang paling populer dan salah satu penggunaan awal dari
polyester adalah untuk membuat pakaian, tas, sepatu, kain untuk interior, dan
lainnya. Kain poliester telah banyak jenisnya di Indonesia, sehingga amat
populer untuk membuat pakaian. Harganya pun lebih murah daripada beberapa jenis
katun.
Penggunaan
dari polimer ini adalah pengganti bahan pakaian yang berasal dari kapas. Produk
yang dikenal adalah Dacron dan tetoron nama dagang sebagai serat tekstil.
Polimer ini juga dapat dikembangkan lagi dan dipergunakan sebagai pita perekam
magnetic dengan nama dagang mylar.
D. POLIAMIDA
Poliamida adalah polimer yang
terdiri dari monomer amida yang tergabung dengan ikatan peptida. Poliamida
dapat terbentuk secara alami ataupun buatan. Salah satu bentuk poliamida alami
yaitu protein, seperti wol dan sutra. Poliamida dapat dibuat secara artifisial
melalui polimerisasi atau sintesis (fase padat). Contoh poliamida buatan
diantaranya nilon, aramid dan sodium poly(aspartat). Poliamida biasanya
digunakan dalam industri tekstil, otomotif, karpet dan pakaian olahraga karena
memiliki sifat kuat dan daya tahan yang ekstrim.
Poliamida pertama kali dibuat oleh W.Carothers pada tahun 1928 dengan
nama dagang nylon. Poliamida dibuat dari hasil reaksi senyawa diamina dan
dikarboksilat. Poliamida yang pertama dibuat dari heksametilendiamina dan asam
adipat. Serat yang dihasilkannya disebut nylon 66, dimana persamaan reaksinya
sebagai berikut :
NH2(CH2)6NH2+COOH(CH2)4COOH –>
NH2(CH2)6NHCO(CH2)4COOH +H2O
Angka dibelakang nama nylon
menunjukkan jumlah atom karbon penyusun dari senyawa amina dan senyawa
karboksilatnya. Serat nylon lain yang dibuat adalah dari asam sebasat dan
heksametilendiamina yang hasil reaksinya dinamakan nylon 6.10.
Pembuatan serat nylon dilakukan
dengan membuat garam nylon yang merupakan hasil reaksi dari asam karboksilat
dengan senyawa amina. Kemudian garam nylon dipolimerisasikan pada suhu tinggi
sehingga terjadi polimerisasi dan dihasilkan poliamida sebagai bahan baku serat
nylon. Selanjutnya poliamida yang dihasilkan (pada umumnya dalam bentuk chips)
dilelehkan pada suhu titik leburnya kemudian dipintal.
Menurut jumlah pengulangan unitnya,
poliamida dapat dibedakan menjadi :
- homopolimer :
- PA 6 : [NH−(CH2)5−CO]n terbentuk dari ε-Caprolactam.
- PA 66 : [NH−(CH2)6−NH−CO−(CH2)4−CO]n terbentuk dari hexamethylenediamine dan asam adipic.
- kopolimer :
- PA 6/66 : [NH-(CH2)6−NH−CO−(CH2)4−CO]n−[NH−(CH2)5−CO]m terbentuk dari caprolactam, hexamethylenediamine dan asam adipic.
- PA 66/610 : [NH−(CH2)6−NH−CO−(CH2)4−CO]n−[NH−(CH2)6−NH−CO−(CH2)8−CO]m terbentuk dari hexamethylenediamine, asam adipic dan asam sebacic.
Berdasarkan kristalinitasnya, poliamida
dibedakan menjadi :
- semi-kristalin :
- kristalinitas tinggi : PA46, PA 66.
- kristalinitas rendah : PA mXD6 terbentuk dari m-xylylenediamine dan asam adipic.
- amorf : PA 6I terbentuk dari hexamethylenediamine dan asam isophthalic.
Pembentukan dari Monomer
Ikatan amida dihasilkan dari reaksi
kondensasi gugus amino dan asam karboksilat atau gugus asam klorida. Suatu
molekul kecil, biasanya air atau hidrogen klorida dieliminasi. Kelompok
amino dan kelompok asam karboksilat bisa berada pada monomer yang sama, atau
polimer dapat dibentuk dari dua monomer bifungsional yang berbeda. Satu dengan
dua gugus amino, dan yang lain dengan dua asam karboksilat atau gugus asam
klorida. Asam amino dapat diambil dari monomer tunggal (jika perbedaan
antara kelompok R diabaikan) bereaksi dengan molekul identik untuk membentuk
poliamida. Persamaan reaksinya dapat terlihat pada gambar berikut :
Reaksi Pembentukan Poliamida
Pembentukan poliamida dari gugus
monomer juga dapat terlihat pada pembuatan aramid (aromatic polyamide) sebagai
berikut :
Reaksi Pembentukan Aramid (aromatic
polyamide)
Sifat Poliamida
Sifat poliamida tergantung dari senyawa penyusunnya. Secara umum, serat
poliamida mempunyai penampang membujur berbentuk silinder dan penampang
melintang bulat. Serat nylon dibuat untuk berbagai tujuan, seperti untuk
keperluan industri dibuat serat dengan kekuatan tinggi dan mulur kecil,
sedangkan untuk tekstil pakaian dibuat dengan kekuatan yang tidak terlalu
tinggi dan mulur yang agak tinggi.
Serat poliamida tahan terhadap
serangan jamur, bakteri dan serangga. Serat ini juga sangat tahan basa,
rusak dalam asam kuat.dan dapat dicelup dengan zat warna dispersi asam dan
basa.
Morfologi Serat Poliamida
Serat poliamida dipintal dengan pemintalan leleh, seperti halnya serat
buatan lainnya. Poliamida mempunyai penampang melintang yang bermacam-macam,
tetapi yang paling umum bentuk trilobal dan bulat.
Penggunaan serat poliamida
Serat poliamida memiliki kekuatan yang
cukup tinggi dan ketahanan kimia yang cukup baik, oleh karena itu penggunaanya
cukup luas. Dapat digunakan untuk tekstil pakaian misalnya kaos kaki, pakaian
dalam, baju olah raga sampai pada penggunaan teknik seperti benang penguat ban,
terpal, belt penarik dan lain sebagainya.
E.POLIMER
FENOL-FORMALDEHID UREA FORMALDEHIDA DAN METILENA-FORMALEDEHIDA
a.Fenol
Formaldehid
Fenol formaldehid merupakan resin sintetis yang pertama kali
digunakan secara komersial baik dalam industri plastik maupun cat (surface
coating). Sifat bahan keras, kuat dan awet dapat dicetak dengan berbagai
kondisi.
b.Definisi Resin Phenol Formaldehide
Phenol formaldehid termasuk kelompok resin sintetis
yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi antara phenol dengan formaldehid.
Phenol formaldehid dapat diaplikasikan sebagai vernis karena dapat membentuk
lapisan film yang kering.
Resin Fenol
Formaldehid termasuk polimer thermoset. Polimer Thermoset memiliki perilaku
sebagaimana logam yang getas, gelas, atau keramik sebagai akibat dari struktur
rantai molekulnya yang kaku dengan ikatan kovalen membentuk jejaring 3 dimensi.
Pada saat polimerisasi jejaring terbentuk lengkap dan terbentuk kaitan silang
tiga dimensi secara permanen.
Proses
pembentukan tidak bersifat irreversible. Tidak seperti halnya polimer
thermoplastik, thermoset tidak memiliki Tg (temperatur transisi gelas yang
jelas. Kekuatan dan kekerasan dari thermoset pun tidak banyak dipengaruhi oleh
kenaikan temperatur dan laju deformasi.
c.Sifat-Sifat Polimer Termosetting
Sifat produk akhir berbeda terutama karena rumusan bahan mentahnya,
jenis dan banyaknya katalis, pengisi, dan pemilihan medium dalam hal resin
fenol. Keuntungannya adalah sebagai berikut;
1. Mudah dibentuk, dan menguntungkan
dalam kestabilan dimensi. Kurang penyusutannya dan kurang keretakannya.
2. Unggul dalam sifat isolasi listrik.
3. Relatif tahan panas dan dapat padam
sendiri.
4. Unggul dalam ketahanan asam
Kerugiannya
adalah sebagai berikut :
1.
Kurang tahan terhadap alkali
2. Aslinya agak berwarna, jadi tak bebas dalam
pewarnaan
3. Ketahanan busur listriknya tidak baik
d.Jenis
resin fenol formaldehid
Berdasarkan perbandingan mol reaktan
dan jenis katalis yang digunakan, resin phenol formaldehid dibagi menjadi 2
jenis yaitu novolak dan resol.
Novolak yang bersifat termoplast.
Jenis novolak dibuat pada suasana asam dengan penambahan HCl, suhu 900C, dan
waktu reaksi 5 jam. Novolak merupakan hasil reaksi antara phenol ekses dengan
formaldehid oleh adanya katalis asam. Jenis katalis asam yang sering digunakan
adalah asam sulfat, asam klorida, dan asam oksalat dengan konsentrasi rendah.
Hasil reaksi akan membentuk produk yang termoplast dengan berat molekul500 -
900. Kondisi optimum jenis novolak diperoleh pada pH 2,5 dan perbandingan
reaktan 1 : 0,8. Agar novolak menjadi bersifat termoset maka membutuhkan
pemanasan dan penambahan crosslinking agent (Frisch, 1967). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan bertambahnya pH dan perbandingan reaktan,
waktu kering semakin lama. Pada novolak, reaksi polikondensasi dapat
berlangsung sempurna sampai membentuk rantai dengan struktur methylenelink dan
phenol terminate tanpa adanya gugus fungsional dan tidak dapat cure dengan
sendirinya.Pada suasana asam, raeksi kondensasi (pembentukan jembatan
methylene) berjalan cepat dibanding pembentukan gugus methylol (Hesse,
1991). Aplikasi jenis novolak sebagai vernis kayu menghasilkan warna yang lebih
cerah (tingkat gloss tinggi) dibanding dengan jenis resol.
Resol bersifat thermoset, merupakan
hasil reaksi antara phenol dengan formaldehid ekses oleh adanya katalis basa.
jenis resol dibuat pada suasana basa dengan penambahan NaOH, suhu 800C dan
waktu reaksi 3 jam. Untuk jenis resol dicapai pada pH 10 dan perbandingan mol
reaktan 1 : 2. Jenis katalis basa yang sering digunakan adalah natrium
hidroksida dan ammonium hidroksida pada pH =8-11. Produk phenol formaldehid
yang dihasilkan dengan katalis natrium hidroksida akan mempunyai sifat larut
dalam air dan apabila katalis yang digunakan ammonium hidroksida akan
memberikan sifat tidak larut dalam air yang dikarenakan terbentuk bis dan
trishydroksylbenzylamin (Martin, 1956).
e. Pembuatan Resin Fenol Formaldehida
Phenol
formaldehid dihasilkan dari reaksi polimerisasi antara phenol dan
formaldehid. Reaksi terjadi antara phenol pada posisi ortho maupun para
dengan ormaldehid untuk membentuk rantai yangcrosslinking dan pada akhirnya
akan membentuk jaringan tiga dimensi (Hesse, 1991).
f. Kegunaan
resin Fenol Formaldehida
Salah satu aplikasi dari resin phenol formaldehid adalah untuk vernis.
Vernis adalah bahanpelapisakhir yang tidak berwarna (clear un pigmented
coating ). Istilah vernis digunakan untuk kelompok cairan jernih yang
memiliki viskositas 2 ± 3 poise, yang bila diaplikasikan akan membentuk
lapisanfilm tipis yang kering dan bersifat gloss (glossy film). Proses
pengeringan pada vernis dapat melalui penguapan (evaporasi) dari solvent,
oksidasi dengan udara, dan polimerisasi sejumlah unsur yangterkandung dalam
vernis. Hasil akhir dari vernis adalah lapisan film transparan yang
memperlihatkantekstur bahan yang dilapisi.Perkembangan phenol formaldehid untuk
aplikasi vernis dan lacquer telah mampu menyaingi produk melamin
formaldehid karena harganya yang lebih murah. Selain itu, hasil aplikasinya
dapat memunculkan jenis vernis dan lacquer yang berwarna sedangkan melamin
formaldehid tidak berwarna sehingga bila diinginkan hasil aplikasi
yang berwarna tidak perlu penambahan zat warna.Produk phenol formaldehid ada
yang memberikan warna jernih kekuning-kuningan tetapi ada juga yang kecoklatansampaikemerah-merahan.g.Methenaminformaldehida
Methanin turunan formaldehida yang digunakanuntukmengobatiinfeksisalurankemih. Saleptopikaltertentujugamenggunakanturunandariformaldehid.Namun, inimungkintidakamanuntukpenggunaanjangkapanjang.
Namun, formaldehidamemilikibau tajam yang menyebabkan iritasi parah pada hidung dan mata, dan ini adalah alasan untuk penggunaannya yang terbatas.Namun, banyak perusahaan baru-baru ini berhasil menghasilkan bentuk olahan dari bahan kimia, yang tidak mengiritasi, namun merupakan disinfektan yang efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Kataren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan.Edisi Ke-1.Jakarta.
UI Press.
Setiawan,D.H.danAndoko, A. 2005.
Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet. PT.Agromedia Pustaka
.
Stevens, M.P. 2001.Kimia Polimer. Jakarta : Pradnya Paramita.Sumarmadji.,
Daslin, A., Siagian, N., Istianto, Anas, A., dan Kustyanti, T. 2003.“Prosiding
Konferensi Agribisnis Karet Menunjang Industri Lateks Dan
Kayu 2003”.
Dalam Alfa, A. A., Said, E.G., irawadi, T. T., Sailah, I., Mas’ud,Z. A.,
dan Honggokusumo, S.Perkembangan Dan Prospek Produksi Karet Alam Siklik: hal
279
-287.
Komentar
Posting Komentar